CetroNews - Diskriminasi ternyata bukan hanya terjadi di Bali, di Kota Jayapura seorang siswi kelas 5 SD Negeri Entrop bernama Faradila diusir dari sekolah hanya karena mengenakan jilbab ke sekolah.
Dikutip dari Cenderawasih Pos, Orang tua siswi, Iwan, menceritakan bahwa pengusiran pertama terjadi pd hari Kamis (14/8/2014), Faradila diusir oleh wali kelasnya H. Sirait. Sang anak diusir hanya karena mengenakan jilbab. Saat itu jg Faradila langsung pulang.
Kejadian berikutnya terjadi pd Sabtu (16/8/2014) Faradila kembali ditegur untk tak mengenakan jilbab dan pengusiran kembali terjadi pd Senin (18/8/2014) kemarin sekitar pukul 8 pagi.
“Awalnya anak saya diusir pd hari Kamis. Saat itu ia langsung disuruh pulang. Saya sendiri tahu ketika disuruh jemput anak saya di depan toko,” kata Iwan.
“Pada hari Sabtu (16/8/2014), anak saya diultimatum agar tak lagi menggunakan jilbab pd hari Senin (18/8/2014), dan bila melanggar maka diminta untk segera mengurus surat pindah. Ini disampaikan Wali Kelas dan Kepala Sekolahnya,” jelas Iwan yg dibenarkan anaknya.
Iwan ngotot bahwa sang anak tak bersalah soal pakaian ini, sebab sekolah tersebut adlh sekolah negeri. Apalagi sang anak sendiri yg memiliki keinginan untk mengenakan jilbab. Menurut Iwan kerudung tak mengganggu proses belajar mengajar.
“Anak saya mulai berkerudung sejak 4 Agustus lalu dan saya tak pernah meminta anak saya berkerudung, tapi dia yg mau. Nah, kalau akhirnya dilarang oleh sekolah kami jg bingung. Itu aturan dari mana?” tanyanya penuh keheranan.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Entrop, Barsalina Hamadi membantah jika dirinya disebut melakukan pengusiran.
“Saya tak usir dan saya hanya sampaikan ke siswa bahwa kami punya aturan soal seragam di sekolah. Saya meminta untk tak berseragam yg lain. Tapi kalau mau seperti itu (berkerudung, Red) alangkah baiknya kalau ia masuk di sekolah yg mengajarkan untk berkerudung dan ada kajian agamanya,” ungkap Barsalina.
Ternyata kejadian di sekolah ni bukanlah yg pertama kalinya, sebab beberapa tahun yg lalu seorang siswi bernama Paramita jg mengalaminya. Hal ni sebagaimana disampaikan oleh ibu siswi tersebut, Nur Wahida. Saat itu Paramitha memilih untk melepas jilbabnya.
“Paramitha di rumah mengenakan jilbab. Ia berangkat sekolah masih mengenakan jilbab. Menjelang memasuki pagar sekolah Paramitha terpaksa melepas jilbabnya,” ujar Nur Wahida.
Saat ni Paramitha telah duduk di kelas VII SMP, dan bisa kembali bebas mengenakan jilbab karena ia memilih bersekolah di salah satu sekolah Islam di Jayapura.[cn03]
source : http://merdeka.com, http://www.erteerwe.com, http://dailymotion.com
No comments:
Post a Comment