epssub.blogspot.com - epssub.blogspot.Com - Setelah hari lebaran Idul Fitri biasanya kaum muslim di Indonesia sering mengadakan acara Halal Bi Halal, Tapi tahukah anda bahwasanya penggagas pertama istilah halal bi halal ni sebenarnya adlh KH. Abdul Wahab Chasbullah yg jg merupakan penggagas berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama.
Sejarahnya begini: Setelah Indonesia merdeka 1945, pd tahun 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elit politik saling bertengkar, tak mau duduk dlm satu forum. Sementara pemberontakan terjadi dimana-mana, diantaranya DI/TII, PKI Madiun.
Pada tahun 1948, yaitu di pertengahan bulan Romadhan, Bung Karno memanggil KH. Wahab Chasbullah ke Istana Negara, untk dimintai pendapat dan sarannya untk mengatasi situasi politik Indonesia yg tak sehat.
Kemudian Kyai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untk menyelenggarakan Silaturrahim, sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri, dimana seluruh umat Islam disunahkan bersilaturrahim.
Lalu Bung Karno menjawab, Silaturrahmi kan biasa, saya ingin istilah yg lain.
Itu gampang, jawab Kyai Wahab.
Dari saran kyai Wahab itulah, kemudian Bung Karno pd Hari Raya Idul Fitri saat itu, mengundang semua tokoh politik untk datang ke Istana Negara untk menghadiri silaturrahmi yg diberi judul ‘Halal bi Halal’ dan akhirnya mereka bisa duduk dlm satu meja, sebagai babak baru untk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa. Sejak saat itulah, instansi-instansi pemerintah yg merupakan orang-orang Bung Karno menyelenggarakan Halal bi Halal yg kemudian diikuti jg oleh warga masyarakat secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama. Jadi Bung Karno bergerak lewat instansi pemerintah, sementara Kyai Wahab menggerakkan warga dari bawah.
Jadilah Halal bi Halal sebagai kegaitan rutin dan budaya Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri seperti sekarang.Kalau kegiatan halal bihalal sendiri, kegiatan ni dimulai sejak KGPAA Mangkunegara I / yg dikenal dgn Pangeran Sambernyawa. Setelah Idul Fitri, beliau menyelenggarakan pertemuan antara Raja dgn para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.
Semua punggawa dan prajurit dgn tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Kemudian budaya seperti ni ditiru oleh masyarakat luas termasuk organisasi keagamaan dan instansi pemerintah.akan tetapi itu baru kegiatannya bukan nama dari kegiatannya. kegiatan seperti dilakukan Pangeran Sambernyawa belum menyebutkan istilah Halal bi Halal, meskipun esensinya sudah ada.
Namun, istilah halal bi halal ni secara nyata dicetuskan oleh KH. Wahab Chasbullah.dengan analisa pertama (thalabu halaal bi thariiqin halaal) adalah: mencari penyelesaian masalah / mencari keharmonisan hubungan dgn cara mengampuni kesalahan. Atau dgn analisis kedua (halaal yujza’u bi halaal) adalah: pembebasan kesalahan dibalas pula dgn pembebasan kesalahan dgn cara saling memaafkan.
sumber: http://sarkub.com/2013/asal-usul-tradisi-halal-bi-halal
Sejarahnya begini: Setelah Indonesia merdeka 1945, pd tahun 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elit politik saling bertengkar, tak mau duduk dlm satu forum. Sementara pemberontakan terjadi dimana-mana, diantaranya DI/TII, PKI Madiun.
Bung Karno Dan KH. Abdul Wahab Hasbullah |
Pada tahun 1948, yaitu di pertengahan bulan Romadhan, Bung Karno memanggil KH. Wahab Chasbullah ke Istana Negara, untk dimintai pendapat dan sarannya untk mengatasi situasi politik Indonesia yg tak sehat.
Kemudian Kyai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untk menyelenggarakan Silaturrahim, sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri, dimana seluruh umat Islam disunahkan bersilaturrahim.
Lalu Bung Karno menjawab, Silaturrahmi kan biasa, saya ingin istilah yg lain.
Itu gampang, jawab Kyai Wahab.
Begini, para elit politik tak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dlm satu meja untk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah ‘halal bi halal’, tegas Kyai Wahab.
Dari saran kyai Wahab itulah, kemudian Bung Karno pd Hari Raya Idul Fitri saat itu, mengundang semua tokoh politik untk datang ke Istana Negara untk menghadiri silaturrahmi yg diberi judul ‘Halal bi Halal’ dan akhirnya mereka bisa duduk dlm satu meja, sebagai babak baru untk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa. Sejak saat itulah, instansi-instansi pemerintah yg merupakan orang-orang Bung Karno menyelenggarakan Halal bi Halal yg kemudian diikuti jg oleh warga masyarakat secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama. Jadi Bung Karno bergerak lewat instansi pemerintah, sementara Kyai Wahab menggerakkan warga dari bawah.
Jadilah Halal bi Halal sebagai kegaitan rutin dan budaya Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri seperti sekarang.Kalau kegiatan halal bihalal sendiri, kegiatan ni dimulai sejak KGPAA Mangkunegara I / yg dikenal dgn Pangeran Sambernyawa. Setelah Idul Fitri, beliau menyelenggarakan pertemuan antara Raja dgn para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.
Semua punggawa dan prajurit dgn tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Kemudian budaya seperti ni ditiru oleh masyarakat luas termasuk organisasi keagamaan dan instansi pemerintah.akan tetapi itu baru kegiatannya bukan nama dari kegiatannya. kegiatan seperti dilakukan Pangeran Sambernyawa belum menyebutkan istilah Halal bi Halal, meskipun esensinya sudah ada.
Namun, istilah halal bi halal ni secara nyata dicetuskan oleh KH. Wahab Chasbullah.dengan analisa pertama (thalabu halaal bi thariiqin halaal) adalah: mencari penyelesaian masalah / mencari keharmonisan hubungan dgn cara mengampuni kesalahan. Atau dgn analisis kedua (halaal yujza’u bi halaal) adalah: pembebasan kesalahan dibalas pula dgn pembebasan kesalahan dgn cara saling memaafkan.
sumber: http://sarkub.com/2013/asal-usul-tradisi-halal-bi-halal
No comments:
Post a Comment