epssub.blogspot.com - Meski sudah terjadi beberapa tahun yg lalu, fenomena hujan berwarna merah kembali ramai dibicarakan. Di India, para penduduk lokal daerah Kerala menemukan baju-baju yg dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah. Mereka melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yg mendahului turunnya hujan yg dipercaya sebagai ledakan meteor.
Contoh air hujan tersebut segera dibawa untk diteliti oleh ilmuwan independen, Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi. Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dlm air adlh partikel pasir yg terbawa dari gurun Arab. Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa unsur merah tersebut adlh sel hidup. Hal ni dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.
Sedangkan hujan hewan terjadi pd Juni 2009 di Jepang. Hewan ni memiliki panjang dgn diameter 5 cm berbentuk seperti ikan dan kodok, sejauh ni tak ada yg dpt menjelaskan kenapa hal ni bisa terjadi. Beberapa orang menyebutkan ni merupakan fenomena langka yg pernah terjadi yg diakibatkan perubahan cuaca yg tak menentu di negara sakura ini. Bagian meteorologi Jepang jg tak dpt menjelaskan apa penyebab terjadinya hal tersebut.
Beberapa orang yg seperti menuhankan ilmu pengetahuan menyebutnya sebagai fenomena alam. Istilah agama menyebutnya sunnatullah
Saya tak menolak adanya proses alam, karena hal itu sesuatu yg natural dan sudah menjadi ketetapan-Nya. Tapi terkadang, kita melupakan sumber segala sebab musabab dan sumber segala sesuatu, yakni Allah swt, Tuhan Semesta Alam. Apa yg hendak ditampakkan adlh Kekuasaan-Nya Yang Maha Tunggal. Agar kita, manusia, tak lagi sombong dgn menuhankan segala ilmu pengetahuan alam dan melupakan adanya Pencipta Alam.
Alquran dan Injil mengisahkan tentang kesombongan Firaun dan kaumnya. Jika diberi kebaikan dan kemakmuran dari Tuhan, mereka berkata, Inilah usaha kami. Manusia zaman sekarang jg ada yg seperti ini, ketika sukses mereka berkata, Ya, karena usaha saya, saya ni berhasil. Jika ditimpa kesusahan, kaum Firaun melemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. (QS. 7: 131)
Seolah menantang dan keras kepala, pengikut Firaun berkata, Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untk menyihir kami dgn keterangan itu, maka kami sekali-kali tak akan beriman kepadamu. (QS. 7: 132). Firaun dan pengikutnya yg masih ada hingga sekarang ni meledek bahwa bukti kekuasaan Tuhan yg disampaikan melalui Musa (Moses) dan Harun (Aaron) as. itu sebagai sihir.
Maka Kami kirimkan kepada mereka topan (thûfân), belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yg jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adlh kaum yg berdosa. (QS. 7: 133)
Jadi, apa yg terjadi di zaman sekarang bukanlah sesuatu fenomena baru dan menganehkan. Zaman dahulu, sebagai bukti bagi orang yg ingkar kepada Tuhan, Allah sudah tampakkan kuasa-Nya. Dan satu hal yg pasti, yakni hal tersebut hanya dpt dipahami oleh orang-orang yg bukan sekedar berakal tetapi yg betul betul mampergunakan akalnya itu.
No comments:
Post a Comment