Sunday 13 September 2015

“Berawal Error, Berakhir dalam Tauhid”

epssub.blogspot.com - Siapa sangka kesalahan komputer adlh jalan pembuka bagi banyak orang untk memeluk Islam. Kini, ia menghadap sang khaliq dgn membawa tauhid.

“Berawal Error, Berakhir dalam Tauhid”
Aminah Assilmi, mungkin sebagian orang ada yg belum mengenalnya. Ia adlh Presiden Internasional Union of Muslim Women, organisasi yg mengukir banyak prestasi di bawah kepemimpinannya. Aminah Assilmi telah meninggalkan saudara-saudaranya seiman pd 6 Maret 2010, dlm sebuah kecelakaan mobil di Newport, Tennesse, Amerika Serikat.

Perjalanannya menuju Islam cukup unik. Semuanya berawal dari kesalahan kecil sebuah komputer.

Ia dulu adlh seorang gadis jemaat Southern Baptist--aliran gereja Protestan terbesar di AS, seorang feminis radikal dan jurnalis penyiaran. Ia adlh seorang gadis yg bukan biasa-biasa saja, unggul di sekolah, mendapatkan beasiswa, menjalankan usahanya sendiri, bersaing dgn para profesional dan meraih penghargaan. Semua itu diraihnya ketika masih di bangku kuliah.

Satu hari, sebuah kesalahan komputer terjadi. Siapa sangka, hal itu membawanya kepada misi sebagai seorang Kristen dan mengubah jalan hidupnya secara keseluruhan.

Tahun 1975 untk pertama kali komputer dipergunakan untk proses pra-registrasi di kampusnya. Sebelum berangkat ke Oklahoma City untk urusan bisnis, ia mendaftar ikut sebuah kelas dlm bidang terapi rekreasional. Perjalananan pulangnya tertunda, sehingga ia terlambat masuk kelas dua pekan. Mengejar pelajaran yg tertinggal bukan masalah baginya. Yang mengejutkan adalah, komputer mendatanya masuk dlm kelas teater, di mana siswa harus melakukan pertujukan di depan kelas. Ia adlh seorang gadis yg pemalu, jadi sangat panik membayangkan harus beraksi di depan teman-temannya.

Kelas tak bisa dibatalkan, karena sudah terlambat. Membatalkan kelas jg bukan pilihan, karena sebagai penerima beasiswa nilai F berarti bahaya. Suaminya menyarankan agar Aminah menghadap dosen untk mencari alternatif dlm kelas pertunjukan. Yakin dgn janji dosen yg akan membantunya, ia pun datang mengikuti kelas selanjutnya.

Tapi betapa terkejutnya ia, karena kelas dipenuhi dgn anak-anak Arab dan 'para penunggang unta'. Tak sanggup, ia pun pulang ke rumah dan memutuskan untk tak masuk kelas lagi. Tidak mungkin baginya untk berada di tengah-tengah orang Arab. "Tidak mungkin saya duduk di kelas yg penuh dgn orang kafir!"

Suaminya tenang seperti biasa. Menurutnya, tuhan mereka pasti punya suatu rencana. Terlebih ada beasiswa yg jadi taruhannya.

Dua hari Aminah mengurung diri untk berpikir, hingga akhirnya ia berkesimpulan mungkin itu adlh petunjuk dari tuhan, agar ia membimbing orang-orang Arab untk memeluk Kristen.

Jadilah ia memiliki misi yg harus ditunaikan. Di kelas ia terus mendiskusikan ajaran Kristen dgn teman-teman Arab-nya. "Saya memulai dgn mengatakan bahwa mereka akan dibakar di neraka jika tak menerima Yesus sebagai penyelamat. Mereka sangat sopan, tapi tak pindah agama. Kemudian saya jelaskan betapa Yesus mencintai dan rela mati di tiang salib untk menghapus dosa-dosa mereka."

Mereka masih jg belum berpaling, jadi diputuskannya untk melakukan hal lain. "Saya memutuskan membaca kitab mereka, untk menunjukkan bahwa Islam agama yg salah dan Muhammad bukan seorang nabi."

Atas permintaannya, salah seorang di antara mereka memberikan Al-Quran dan sebuah buku tentang Islam. Aminah lantas melakukan penelitian selama satu setengah tahun. Ia membaca Quran hingga tamat beserta lima belas buku Islam lainnya. Selama itu dia membuat catatan dan keberatan atas beberapa hal, yg akan digunakannya untk membuktikan bahwa Islam adlh agama yg salah.

Tapi secara tak sadar, ia perlahan berubah menjadi seseorang yg berbeda, dan suaminya memperhatikan hal itu. "Saya berubah, sedikit, tapi cukup membuat dirinya terusik. Biasanya kami pergi ke bar tiap Jumat dan Sabtu / ke pesta. Dan saya tak lagi mau pergi. Saya menjadi lebih pendiam dan menjauh."

Melihat perubahan yg terjadi, suaminya menyangka ia selingkuh, karena "bagi pria itulah yg membuat seorang wanita berubah." Puncaknya, ia diminta untk meninggalkan rumah dan tinggal di apartemen yg berbeda.

"Pertama kali saya mulai mempelajari Islam, saya tak berharap menemukan sesuatu yg saya perlukan / inginkan untk mengubah kehidupan pribadi. Tidak saya ketahui bahwa Islam akan mengubah kehidupan saya. Tidak ada orang yg pernah bisa meyakinkan bahwa akhirnya saya akan merasa damai dan mendapat curahan kasih sayang dan kebahagiaan karena Islam."

Ia terus mempelajari Islam, sambil tetap menjadi seorang Kristen yg taat.

Satu hari ada yg mengetuk pintu. Seorang pria dgn 'pakaian tidur dan taplak meja kotak-kotak merah di kepala' berdiri hadapannya. Namanya Abdul-Aziz Al-Syeikh, ia ditemani tiga orang pria lain yg berpakaian serupa.

Ia merasa sangat terhina karena pria-pria muslim itu datang dgn mengenakan 'baju tidur'. Lebih terkejut lagi ketika Al-Syeikh bilang dirinya ingin masuk Islam. Dijawabnya bahwa ia adlh seorang wanita Kristen yg taat dan tak berencana sama sekali untk menjadi muslim. Meskipun demikian, ia ingin bertanya tentang beberapa hal.

Aminah mempersilakan mereka masuk. Ia bertanya dan membuat catatan. "Saya tak akan pernah melupakan namanya," katanya, seraya menyatakan bahwa Abdul-Aziz ternyata seorang yg sangat sabar dan lemah lembut perilakunya.

"Ia sangat sabar dan mendiskusikan tiap pertanyaan dgn saya. Ia tak pernah membuat saya merasa konyol / menyatakan bahwa pertanyaan saya bodoh."

"Dia bilang bahwa Allah menyuruh kita untk mencari ilmu dan bertanya adlh salah satu jalan untk meraihnya. Ketika ia menjelaskan sesuatu, rasanya seperti menyaksikan sekuntum mawar mengembang, lembar demi lembar hingga merekah sempurna. Ketika saya katakan tak setuju atas sesuatu beserta alasannya, ia selalu berkata bahwa saya benar dlm satu hal. Lantas ia mengajak saya mengorek lebih dlm dari berbagai perspektif sehingga benar-benar paham."

Akhirnya pd 21 Mei 1977, gadis jemaat gereja Southern Baptist ni menyatakan, "Saya bersaksi bahwa tak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adlh utusan-Nya."

“Berawal Error, Berakhir dalam Tauhid”

Perjalanan setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, seperti halnya mualaf lain, bukanlah perkara yg mudah. Aminah kehilangan segala yg dicintainya. Ia kehilangan hampir seluruh temannya, karena dianggap 'tidak menyenangkan lagi'. Ibunya tak bisa menerima dan berharap itu hanyalah semangat membara yg akan segera padam. Saudara perempuannya yg ahli jiwa mengira ia gila. Ayahnya yg lemah lembut mengokang senjata dan siap untk membunuhnya.

Tak lama kemudian ia pun mengenakan hijab. Pada hari yg sama ia kehilangan pekerjaannya.

Lengkap sudah. Ia hidup tanpa ayah, ibu, saudara, teman dan pekerjaan.

Jika dulu ia hanya hidup terpisah dgn suami, kini perceraian di depan mata. Di pengadilan ia harus membuat keputusan pahit dlm hidupnya; melepaskan Islam dan tak akan kehilangan hak asuh atas anaknya / tetap memegang Islam dan harus meninggalkan anak-anak.

"Itu adlh 20 menit yg paling menyakitkan dlm hidup saya." Bertambah pedih karena dokter telah memvonisnya tak akan lagi bisa memiliki anak akibat komplikasi yg dideritanya.

"Saya berdoa melebihi dari yg biasanya ... Saya tahu, tak ada tempat yg lebih aman bagi anak-anak saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya mengingkari-Nya, maka di masa depan tak mungkin bagi saya menunjukkan kepada mereka betapa menakjubkannya berada dekat dgn Allah."

Ia memutuskan melepaskan anak-anaknya, sepasang putra-putri kecilnya.

Mungkin udara Colorado terlalu tipis untk sebuah keadilan, / mungkin Allah mempunyai rencana lain yg lebih besar. Aminah balik melawan, ia mengangkat kasusnya ke media. Meskipun ia tak mendapatkan hak asuh atas anaknya kembali, tapi perubahan besar dlm hukum di Colorado terjadi. Seseorang tak lagi bisa ditolak hak asuhnya dgn alasan agama yg dianutnya.

Sungguh Allah Maha Pengasih, ia diberikan anugerah untk mengukir sejarah dlm Islam. Ke mana pun ia pergi, banyak orang tersentuh dgn kata-katanya yg indah dan perilaku Islami setelah dirinya memeluk Islam.

Setelah memeluk Islam, ia berubah menjadi seseorang yg berbeda, jauh lebih baik. Begitu baiknya sehingga keluarga, teman dan kerabat yg dulu memusuhinya, mulai menghargai tindak-tanduknya dan agama yg membuatnya berubah elok sedemikian rupa.

Dalam berbagai kesempatan ia mengirim kartu ucapan untk mereka, yg ditulisi kalimat-kalimat bijak dari ayat Al-Quran / hadist, tanpa menyebutkan sumbernya. Beberapa waktu kemudian ia pun menuai benih yg ditanam.

Orang pertama yg menerima Islam adlh neneknya yg berusia lebih dari 100 tahun. Tak lama setelah masuk Islam sang nenek pun meninggal dunia.

"Pada hari ia mengucapkan syahadat, seluruh dosanya diampuni, dan amal-amal baiknya tetap dicatat. Sejenak setelah memeluk Islam ia meninggal dunia, saya tahu buku catatan amalnya berat di sisi kebaikan. Itu membuat saya dipenuhi suka cita!"

Selanjutnya yg menerima Islam adlh orang yg dulu ingin membunuhnya, ayah. Keislaman sang ayah mengingatkan dirinya pd kisah Umar bin Khattab.

Dua tahun setelah Aminah memeluk Islam, ibunya menelepon dan sangat menghargai keyakinannya yg baru. Dan ia berharap Aminah akan tetap memeluknya.

Beberapa tahun kemudian ibu meneleponnya lagi dan bertanya apa yg harus dilakukan seseorang jika ingin menjadi Muslim. Aminah menjawab bahwa ia harus percaya bahwa hanya ada satu Tuhan dan Muhammad adlh utusan-Nya.

"Kalau itu semua orang bodoh jg tahu. Tapi apa yg harus dilakukannya?" tanya ibunya lagi.

Dikatakan oleh Aminah, bahwa jika ibunya sudah percaya berarti ia sudah Muslim.

Ibunya lantas berkata, "OK .... baiklah. Tapi jangan bilang-bilang ayahmu dulu."

Ibunya tak tahu bahwa suaminya (ayah tiri Aminah) telah menjadi muslim beberapa pekan sebelumnya. Dengan demikian mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa saling mengetahui bahwa pasangannya telah memeluk Islam.

Saudara perempuannya yg dulu berjuang memasukkan Aminah ke rumah sakit jiwa, akhirnya memeluk Islam.

Putra Aminah beranjak dewasa. Memasuki usia 21 tahun ia menelepon sang ibu dan berkata ingin menjadi muslim.

Enam belas tahun setelah perceraian, mantan suaminya jg memeluk Islam. Katanya, selama enam belas tahun ia mengamati Aminah dan ingin agar putri mereka memeluk agama yg sama seperti ibunya. Pria itu datang menemui dan meminta maaf atas apa yg pernah dilakukannya. Ia adlh pria yg sangat baik dan Aminah telah memaafkannya sejak dulu.

Mungkin hadiah terbesar baginya adlh apa yg ia terima selanjutnya. Aminah menikah dgn orang lain, dan meskipun dokter telah menyatakan ia tak bisa punya anak lagi, Allah ternyata menganugerahinya seorang putra yg rupawan.

Jika Allah berkehendak memberikan rahmat kepada seseorang, maka siapa yg bisa mencegahnya? Maka putranya ia beri nama Barakah.

Ia yg dulu kehilangan pekerjaan, kini menjadi Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Ia berhasil melobi Kantor Pos Amerika Serikat untk membuat perangko Idul Fitri dan berjuang agar hari raya itu menjadi hari libur nasional AS.

Pengorbanan yg yang dulu diberikan Aminah demi mempertahankan Islam seakan sudah terbalas.

"Kita semua pasti mati. Saya yakin bahwa kepedihan yg saya alami mengandung berkah."

Aminah pernah bercerita tentang seorang temannya penderita kanker yg meninggal pd pada usia 20-an, Kareem Al-Misawee. "Tak lama sebelum ia wafat, ia mengatakan kepada saya bahwa Allah benar-benar Maha Penyayang. Ia dlm penderitaan yg luar bisa dan memancarkan cinta Allah. Dia bilang, 'Allah berkehendak agar saya memasuki surga dgn buku catatan yg bersih'. Kematiannya membuat saya merenung. Ia mengajarkan saya tentang kasih sayang dan ampunan Allah."

Dan kini, Aminah Assilmi menyusul orang-orang yg dicintainya serta meninggalkan semua yg dikasihinya. Termasuk putranya yg dirawat di rumah sakit, akibat kecelakaan mobil dlm perjalanan pulang dari New York untk mengabarkan pesan tentang Islam. Selamat jalan Aminah.

sumber :
HIDAYATULLAH

source : http://cnn.com, http://merdeka.com

No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

All content at Blog Eps was found freely distributed on the internet and is presented for informational purposes only.
Images / photos / videos found in this site reserved by its respective owners.
We does not upload or host any files.
Home | DMCA | Contact