epssub.blogspot.com - Sebuah kisah nyata yg bisa dibilang sangat dramatis dan bisa diambil pembelajaran bagi manusia yg berpikir. Kisah ni diangkat dari buku Qishasasu Muatsirat Lil fatayat karangan Ahmad Salim Badwilan yg telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, karena isi-isinya sangat inspiratif.
Mari kita simak Kisah Nyata "Allah Menghinakan Seorang Alim Jadi Pengemis" di bawah ini.
Tersebutlah, seorang wanita asal Timur Tengah yg tak hanya solehah tapi jg terkenal akan kesabaran dan ketabahan atas segala ujian yg menimpa dirinya selama 15 tahun.
Saat itu, wanita solehah baru saja melangsungkan acara pernikahannya dgn seorang lelaki shaleh yg tak pernah dia sentuh dan lihat sebelumnya. Mereka berjodoh pun tak melalui proses pacaran, sebagaimana umum dilakukan wanita dan pria jaman sekarang. Wanita ni begitu paham akan dosa-dosa bila bersentuhan dgn lelaki yg bukan muhrimnya. Ia sangat menjaga martabatnya dan selalu menutup aurat karena semata kepada Allah.
Ketika tiba malam pertama dan keduanya sudah berkumpul disebuah ruang dapur untk jamuan makam malam (sebelum melangkah ke tahap 'khusus dlm kamar'), mereka pun bermesra terlebih dahulu di meja makan sambil menyantap hidangan pembuka.
Ada kemesraan dan kehangatan yg terpancar dari pasangan yg sedang menikmati masa-masa indah sebagai pengantin baru. Mereka saling bercengkrama, tersipu malu dan saling melempar pujian.
Ilustrasi Pengemis |
Tapi tiba-tiba, disaat mereka sedang melayari kemesraan, dari luar mendengar suara ketukan pintu tanda bahwa ada seseorang yg mungkin hendak bertamu. Dengan gusarnya si suami wanita solehah itu bangun dgn menggebrak kakinya ke lantai dan dgn amarah dia berkata, Siapa tamu yg sangat mengganggu ini?
Istrinya jg terkejut dan berlari menuju pintu lalu bertanya sambil melongo, Siapa?.
Orang dari balik pintu lalu menjawab, Saya..saya seorang pengemis mau minta sedikit makanan, saya sangat lapar.
Buru-buru sang istri menyampaikan kabar itu kepada suaminya yg sedang dongkol, dia pengemis, mau minta sedikit makanan.
Amarah si suami semakin memuncak, hanya gara-gara pengemis ni kemesraan kita jadi terganggu, padahal kita sedang menikmati malam pertama?.
Si suami yg sedang dirasuki amarah ni langsung menghampiri si pengemis dan tanpa pikir panjang menghajar si pengemis dgn brutal. Ada suara mengaduh dan rintihan menyayat yg keluar dari mulut si pengemis yg sedang kelaparan tersebut.
Sambil menahan sakit, lapar yg melilit perutnya dan luka sekujur tubuh, si pengemis lalu terseok-seok pergi dgn hati yg luka.
tanpa merasa bersalah, si suami dari istri yg solehah itu kembali lagi menemui istrinya didalam kamar pengantin, tapi masih dgn emosi yg merasuki dirinya. Dia menganggap kedatangan si pengemis telah merusak suasana romantisme yg sedang dia nikmati dgn istrinya di malam pertama yg sakral.
Tapi entah mengapa, tak ada angin dan hujan, tak ada penyebab apa-apa, tiba-tiba suami ni menggelepar didalam kamar seperti kerasukan (teumamong). Dia memegang kepalanya dan sekujur badannya seakan terhimpit dgn sangat keras yg membuat dia meraung-raung menahan sakit. Dia berlarian kesana kemari sambil menjerit-jerit kesakitan, dia meraung-raung dan membuat istrinya panik luar biasa.
Entah mengapa, setelah kerasukan itu, si suaminya pergi tak jelas rimbanya dan meninggalkan istrinya seorang diri dirumah tanpa dikunjungi lagi selama belasan tahun. Suaminya telah meninggalkan istrinya itu tanpa alasan yg jelas. Tapi wanita solehah ni melalui semua prahara yg menimpa dirinya dgn kesabaran tinggi dan menyerahkan semua msalah itu kepada Allah SWT.
Tak terasa 15 tahun sudah berlalu peristiwa kerasukan yg menimpa suaminya itu dan selama itu pula dia menghabiskan hari-harinya seorang diri dirumah. Wanita ni betul-betul menjaga marwahnya.
Tiba-tiba seorang pria alim datang meminangnya dan dia menerima pinangan tersebut lalu melangsungkan pernikahan.
Pada malam pertama, suami istri tersebut berkumpul didepan hidangan pembuka yg telah disajikan, persis seperti yg pernah dia lakukan dgn suaminya yg pertama yg telah meninggalkan dirinya dlm waktu yg cukup lama, sehingga hilang hak-haknya sebagai istri.
Saat mereka mendengar suara ketukan dari pintu depan, sang suami berkata pd istrinya, Pergilah bukakan pintunya.
Si istri menuju pintu dan bertanya, Siapa?.
pengemis, mau minta sesuap nasi, kata tamu tersebut dari luar.
Si istri buru-buru menemui suaminya, seorang pengemis, dia meminta sesuap nasi untk makan.
Panggil dia kemari dan siapkan seluruh makanan ni diruang tamu lalu persilahkan dia makan sampai kenyang. perintah suaminya.
Istrinya dgn cekatan langsung bergegas menyiapkan hidangan, lalu membukakan pintu lalu mempersilahkan si pengemis untk makan.
Tapi tiba-tiba si istri itu menemui suaminya sambil menangis tersedu.
Ada apa, mengapa menangis? Apa yg terjadi? Apakah pengemis itu menghinamu? tanya suaminya keheranan
Dengan linangan air mata, istrinya menjawab dgn menahan sesak didada, Tidak.
Dia mengganggumu?, tanya suaminya lagi.
Tidak.
Dia menyakitimu?, tanya suami sekali lagi.
lalu istrinya masih menjawab, Tidak.
Lalu mengapa engkau menangis wahai istriku?,
Dengan menahan rasa sesak didada, akhirnya istrinya menjawab dgn terbata-bata, pengemis yg duduk diruang tamu dan menyantap hidangan adlh mantan suamiku lima belas tahun yg lalu. Pada malam penganti itu, ada pengemis datang dan suamiku memukulinya dgn kasar. Setelah itu dia kesurupan dan menjerit-jerit lalu menemuiku dgn tangan didadanya yg sakit. Aku mengira dia diganggu jin / kesurupan. lalu dia lari meninggalkan rumah tanpa ada kabar sampai malam ini, ternyata dia sekarang menjadi pengemis.
Tiba-tiba suaminya ikut menangis.
Istrinya bertanya, Apa yg membuatmu menangis?
Taukah kamu siapa pengemis yg dipukul oleh mantan suamimu itu?
Siapa dia?, tanya sang istri.
Sesungguhnya...pengemis itu adlh aku sendiri, suaminya menjelaskan dgn uraian air mata.
Suasana berubah menjadi haru-biru. Keduanya tak menyangka mengalami kisah yg begitu dramatis. Suami pertamanya mendapat akhir yg begitu tragis.
Sesungguhnya Allah sangat murka kepada orang yg tega berbuat kejam terhadap hambanya yg sedang mengalami penderitaan. Allah telah membalas suami pertama dari istri solehah itu dgn kehinaan, dan memuliakan pengemis yg dizalimi itu menjadi suami dari istri yg solehah dan tawadhu.
Ambillah sari dari kisah menyentuh ni agar menjadikan kita sebagai sosok yg dermawan, punya hati nurani untk saling membantu meringankan penderitaan kaum fakir miskin, anak yatim piatu. Apalagi menjelang Idul Fitri, mari raih kemenangan dgn banyak bersedekah. Hadist Nabi:
إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yg mulia, Ia membenci akhlak yg buruk. (HR. Al Baihaqi).
Wahai saudara-saudaraku, marilah kita sisihkan sebagian rezeki kita buat saling membantu fakir miskin dan anak yatim. Kasihanilah mereka disaat sebagian kita makan dgn enak dan lahap, tapi disana mereka kelaparan, meratapi nasib yg malang, tanpa ayah, tanpa ibu / bahkan tanpa keduanya. Perut mereka membusung lapar. Mereka makan apa adanya, makanan basi / bekas orang, sementara dibagian pojok lain didalam rumah-rumah orang yg mapan, telah terhidang berbagai macam ragam makanan yg lezat tertata rapi. Tapi diseberang sana, keluar-keluarga miskin, anak-anak yatim piatu, berurai airmatanya mencium bau masakan kita, tercekat tenggorokanya menahan haus, meneteslah air liurnya, mereka ingin sedikit saja mencicipi makanan itu, mereka ingin meneguk beberapa air hidangan hari raya, tapi mereka mungkin terlalu malu untk memintanya dan hanya menatap dari jauh.
Mereka melihat anak-anak orang mapan memakai pakaian baru, tapi yg dipakai mereka adlh pakaian lusuh berkalang tanah, mereka tak terhiraukan. Meski ikut bergabung bermain dgn anak-anak mapan yg sehat dan riang. Meski mereka tertawa, tapi hati mereka begitu hancur, pedih dan sesak.
Anak-anak yg ditinggal ayah / ibunya, mereka harus menjalani kehidupan tanpa belaian kasih sayang dari sentuhan lembut orang tuanya, mereka bertanya-tanya, hendak kemana kita menumpahkan segala kemanjaan, untk mendapat perhatian dari orang tua yg telah melahirkan dirinya, tapi kini telah meninggalkan mereka untk selamanya didunia. Mereka harus berjuang dgn sangat keras, padahal mereka masih terlalu lemah untk mengarungi kehidupan yg keras.
Kepedihan, kemelaratan, hidup telah menjadi teman hidup mereka. Orang-orang cacat yg terseok-seok menyusuri jalan-jalan sempit dgn lututnya, di pasar-pasar mereka menyeret-nyeret dirinya yg tak sempurna sebagaimana manusia lainya, meminta belas kasih dari orang-orang yg mungkin masih punya mata hati, untk sekedar memberikan uang receh yg sama sekali tak pernah bisa membuat mereka hidup bergelimang harta, sebagaimana pejabat-pejabat kita di kantor-kantor pemerintahan.
Mereka hanya butuh kasih sayang, perhatian dari kita. Kehadiran mereka, adlh ladang pahala bagi kita, sejauh mana mata hati dan jiwa kemanusiaan kita memperlakukan mereka. Semoga Allah senantiasa menjaga iman Islam kita hingga selamat dari sejak didunia hingga akhirat dan berkumpul ditempat yg dirahmati Allah, bersama dgn orang-orang yg pernah kita bantu dgn ikhlas.
other source : http://kabarmakkah.com, http://solopos.com, http://slideshare.net
No comments:
Post a Comment