epssub.blogspot.com - Oleh: Tgk. H. Muhammad Baidhawi, Wadir III Dayah MUDI Mesra Samalanga
Lembaga pendidikan memiliki andil yg sangat besar dlm menentukan kondisi sebuah bangsa di masa yg akan datang. Baik tidaknya generasi bangsa tergantung kepada sukses / tidaknya lembaga pendidikan dlm melahirkan intelektual yg berakhlak mulia. Oleh karena itu, perlu adanya satu konsep yg baik dlm menata lembaga pendidikan demi tercapainya kemajuan sebuah bangsa.
Seiring dgn perkembangan zaman dan kemajuan teknologi di era modern ini, dunia pendidikan tentunya harus peka dlm merespon berbagai perkembangan yg ada. Tapi demikian, tentu saja diperlukan pengawasan yg lebih ketat agar kemajuan teknologi tak disalahgunakan yg dpt berakibat fatal dan merusak moralitas bangsa. Kita tak mungkin membendung perkembangan zaman, tapi jg tak boleh lengah dan hanyut dlm perkembangan itu sehingga westernisasi dgn mudah merambah masuk ke negeri kita.
Sangat memiriskan saat melihat berbagai kasus yg mencoreng citra dunia pendidikan saat ini. Mulai dari kenakalan remaja, narkotika, pembuatan video porno hingga pelecehan seksual yg dewasa ni kerap diberitakan. Bahkan tindak kekerasan yg terjadi di sebagian lembaga pendidikan berujung kepada kebinasaan jiwa. Tentunya hal seperti ni harus segera mendapat respon dari pemerintah untk dpt menata kembali lembaga pendidikan agar perbuatan asusila seperti ni tak lagi terjadi.
Menurut hemat penulis, ada beberapa hal yg perlu dibenahi dlm lembaga pendidikan sehingga apa yg diharapkan dari sebuah lembaga pendidikan dpt terwujud. Pertama, perlu adanya penekanan pd aspek moralitas. Hal ni sangat penting karena cerdas bila tak bermoral tak akan berarti apa-apa. Untuk itu, seorang tenaga pengajar jg harus mampu memberikan contoh teladan yg baik kepada anak didik. Para pelajar harus ditanamkan bagaimana seharusnya menghormati guru, orang tua dan bertingkah laku dgn akhlak mulia. Dengan moral yg baik, mereka tak akan berkhianat dan menyelewengkan tugas dan wewenang yg suatu saat diamanahkan kepadanya. Selama dunia pendidikan belum mampu melahirkan pribadi-pribadi yg berakhak mulia, maka semakin banyak alokasi dana pendidikan akan semakin banyak pula uang negara akan dikuras oleh pribadi-pribadi amoral untk memperkaya dirinya sendiri.
Kedua, Pemerintah harus mampu mengintragasikan nilai-nilai Islam dlm dunia Pendidikan. Islamisasi pendidikan adlh keharusan, karena tak ada konsep lain yg lebih baik dari apa yg telah dititahkan oleh Sang Pencipta yg mengetahui segala-galanya. Apalagi hal ni merupakan faktor utama untk dpt mewujudkan program pemerintah dlm menerapkan syariat Islam secara kaffah di Aceh. Bagaimana mungkin syariat Islam dijalankan, sementara penganutnya tak paham dgn Islam.
Islam tak membenarkan ikhtilath (bercampur) antara siswa dan siswi dlm satu ruang belajar. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus bebas dari ikhtilath yg menimbulkan begitu banyak mafsadah. Qanun khalwat dan penerapan syariat Islam tak akan berjalan efektif bila lembaga pendidikan masih memberi keleluasaan bagi siswa dan siswa untk ikhtilath, karena dari sinilah asal mula terjadinya pacaran, pergaulan bebas, hingga berujung pd perzinaan. Tidak benar bila ada yg mengatakan pemisahan ruang belajar akan menurunkan minat dan motivasi belajar siswa, buktinya boarding school / lembaga pesantren yg telah menerapkan pemisahan ruang belajar antara siswa dan siswi lebih berprestasi dari sekolah-sekolah biasa. Sebenarnya, ni hanyalah opini yg coba dikembangkan oleh mereka yg anti terhadap penerapan syariat Islam.
Dalam Islam, sebuah lembaga pendidikan jg harus lebih berorientasi pd pendidikan fardhu ‘in ketimbang fardhu kifayah. Tanpa penguasaan fardhu ‘in, hukum mempelajari fardhu kifayah justeru diharamkan. Oleh karena itu, kajian keislaman mengenai fardhu ‘in harus menjadi fokus utama di samping pembelajaran pendidikan umum lainnya. Sejak usia dini, anak-anak harus diajarkan aqidah sehingga mengenali Tuhan dan Rasulnya. Pendidikan mendasar mengenai tauhid, fikih, dan tasawuf harus dimasukkan dlm kurikulum pendidikan.
Sebenarnya, kemajuan negara barat dan dunia pendidikannya adlh karena mereka telah mangadopsi dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam dlm pendidikannya walaupun mereka tak meyakini kebenaran Islam. Dengan demikian, tak ada alasan bagi kita sebagai penganut Islam untk mengabaikan konsep Islam dlm kehidupan kita. Lewat Islamisasi pendidikan, Aceh akan menjadi lebih baik dan lebih maju.
Ketiga, menanamkan nilai-nilai keacehan dan memperkenalkan kearifan lokal. Pengiriman pelajar lewat program beasiswa ke luar negeri terasa penting. Tapi mereka harus terlebih dahulu dibekali dgn kajian keislaman dan ditanamkan nilai-nilai keacehan, karena ilmu yg didapatkan di luar negeri bagaikan bahan baku yg masih perlu diolah untk disesuaikan dgn kearifan lokal dan karakter masyarakat Aceh. Tanpa pemahaman yg benar tentang nilai-nilai keacehan, dikhawatirkan pelajar yg menimba ilmu di luar negeri akan ikut membawa pulang budaya-budaya asing yg berbenturan dgn kultur masyarakat Aceh.
Keempat, Seorang tenaga pengajar harus mampu memberikan doktrin kepada siswanya bahwa orientasi dari pendidikan adlh untk menambah khazanah keilmuan dan menciptakan lapangan kerja. Saat ini, banyak dari penuntut ilmu yg berlomba-lomba untk menjadi pegawai dan berharap mempunyai ekonomi yg mapan. Lembaga khitmah (pengabdian) diartikan sebagai lahan perekonomian, sehingga saat harapan itu tak tercapai terjadilah penyelewengan terhadap tugas dan wewenang yg diembankan kepadanya. Tenaga pengajar harus dpt memberikan motivasi kepada pelajar untk gigih belajar dan menimba ilmu agar nantinya bisa mengabdi kepada agama, nusa, dan bangsa.
Demikianlah beberapa terobosan yg perlu dilakukan untk menata kembali pendidikan di negeri kita. Kelengahan pd hari ni bila terus dibiarkan akan berakibat fatal pd masa yg akan datang. Pembenahan demi pembenahan dlm dunia pendidikan adlh suatu perkara yg mutlak diperlukan, karena kamajuan sebuang bangsa sangat tergantung kepada seberapa besar andil lembaga pendidikan dlm memainkan perannya untk melahirkan generasi yg cerda, berakhlak mulia, dan cinta tanah air. Wallahu Musta’an!
Tuesday, 15 December 2015
Menata Pendidikan Aceh - TEKHNOLOGI
Labels:
TEKHNOLOGI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment