Jika sebagian besar perusahaan bonafit lebih mementingkan latar belakang pendidikan seseorang untk pertimbangan calon karyawannya, tak demikian bagi Google. Sistem pencari terbesar di dunia ni justru tak mempertimbangkan nilai, Google Inc bahkan banyak merekrut orang yg tak kuliah.
Seperti perusahaan bonafit lainnya, dulu Google merekrut mereka berdasarkan transkip nilai dan IPK tiap orang. Tapi lama kelamaan mereka tersadar, bahwa nilai tak lagi penting. Atittude serta apa yg dilakukan sehari-harinya lah yg menjadi pertimbangan. Google malah banyak merekrut orang yg tak sempat kuliah.
“Yang menarik adlh proporsi orang yg tak kuliah di Google meningkat dari waktu ke waktu. Jadi kami memiliki tim, yg mana 14% dari tim itu terdiri dari orang-orang yg tak pernah kuliah,” ucap Laszlo Bock, Senior Vice President for People Operations Google kepada The New York Times.
Bock bahkan menatap sinis perusahaan yg masih menggunakan IPK sebagai standard dasar perekrutan. Menurutnya IPK memang penting untk melihat kemampuan seseorang dlm studi tertentu, tapi jawaban suatu mata kuliah dpt dicari karena memiliki nilai pasti. Sedangkan orang yg lebih berkualitas adlh orang yg dpt memecahkan masalah yg jawabannya justru tak pasti. Dan itu didapat dari sebuah pengalaman.
No comments:
Post a Comment