Cilacap, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Cilacap.
Kabupaten ni berbatasan dgn Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas di utara, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Kebumen di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar (Jawa Barat) di sebelah Barat.
Berbatasan langsung dgn Provinsi Jawa Barat, Cilacap merupakan daerah pertemuan Budaya Jawa (Banyumasan) dgn Budaya Sunda (Priangan Timur).
Nusa Kambangan, sebuah pulau yg tertutup terdapat lembaga pemasyarakatan Kelas I, terdapat di kabupaten ini.
Pulau ni sering jg disebut sebagai AL Catraz-nya Indonesia.
Ada beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I yg masih aktif antara lain: LP Permisan, LP Kembang Kuning, LPBatu, dan LP Besi.
1. Zaman Kerajaan Jawa
Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dgn Kerajaan Surakarta.
Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dlm wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yg wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam banten dan Cirebon jatuh pd tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap disebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dgn Kerajaan Mataram Islam yg didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yg semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram .
Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yg berada di wilayah Kerajaan Cirebon.
Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yg berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen.
Nama-nama yg dilalui dlm daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dgn besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yg lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pe,abuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yg akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ni akan berkedudukan di Cilacap".
Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dgn Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu : afdeling Cilacap dgn ibu kota Cilacap, yg menjadi tempat kedudukan kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga / Onder Regent.
Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dgn Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.
Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yg sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dgn Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.
Adapun batas Distrik Adiraja yg bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut :
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng.
Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat).
dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut.
Dari sana kearah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu.
dari batas-batas Distrik Adiraja dpt diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pd eks. Kawedanan Kroya , karena waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yg dibentuk dari sub bagian Distrik Adiraja dan sebagai Distrik Banyumas.
Sehingga luas kawasan Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.
Pada masa residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pd tanggal 3 Oktober 1855 yg ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dlm Kabinet Sreserpt pd tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yg keduanya memerlukan persetujuan Raja Belanda,setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dgn besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).
Daftar KEcamatan di CILACAP :
1. Adipala
2. Bantarsari
3. Binangun
4. Cilacap Selatan
5. Cilacap Tengah
6. Cilacap Utara
7. Cimanggu
8. Cipari
9. Dayeuhluhur
10. Gandrung Mangu
11. Jeruklegi
12. Kampung Laut
13. Karang Pucung
14. Kawunganten
15. Kedungreja
16. Kesugihan
17. Kroya
18. Majenang
19. Maos
20. Nusawungu
21. Patimuan
22. SAmpang
23. Sidareja
24. Wanareja
VISI DAN MISI
VISI
Visi Pemerintah Kabupaten Cilacap sesuai RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Cilacap Tahun 2008-2012 adalah
"Terciptanya Pemerintahan yg Tangguh, Terpercaya dan Mandiri Guna Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat"
MISI
Untuk mewujudkan visi Kabupaten Cilacap ditetapkan misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pemerintahan daerah secara efisien dan efektif dgn mensinergikan upaya-upaya bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat (Good Governance).
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik sumberdaya aparatur maupun sumberdaya masyarakat secara luas sebagai modal dasar bagi pelaksanaan otonomi daerah.
3. Memberikan pelayanan prima dlm rangka menumbuhkan iklim investasi yg sehat.
4. Penguatan struktur perekonomian daerah melalui penguatan potensi ekonomi lokal.
5. Meningkatkan pembangunan / penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur ekonomi, perdagangan, pendidikan dan kesehatan untk mencapai derajat manusia yg bermartabat.
6. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah dgn mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah melalui kebijakan yg berpihak pd masyarakat.
LAMBANG DAERAH
Bentuk dan Wujud Lambang Daerah
Bintang Segi Lima;
Melambangkan keluhuran cita-cita masyarakat Daerah yg berkepribadian Pancasila.
Tugu Pahlawan dgn lidah api diatas gelombang Laut Selatan;
Tugu Pahlawan melambangkan perjuangan heroik masyarakat Daerah dimasa Revolusi 1945.
Lidah api menunjukkan hitungan 5, berarti perjuangan yg berdasarkan Pancasila.
Gelombang Laut Selatan dgn lekuk gelombang berjumlah 4 dihubungkan dgn lidah api (5) berarti bahwa perjuangan yg berkobar-kobar sejak Revolusi 45 berdasarkan UUD 45 dan jiwa juang 45.
Kembang Wijayakusuma;
Merupakan lambang Wahyu Negara pd saat masih berbentuk kerajaan.
Wijayakusuma menjadi nama pengenal khas dan merupakan lambang hidup daerah.
Kembang ni hanya ada dan tumbuh di Cilacap saja (bunga gaib).
Padi dan Kapas;
Melambangkan keluhuran cita-cita masyarakat Daerah mewujudkan masyarakat adil dan makmur dlm mengemban Amanat Penderitaan Rakyat.
Padi dan Kapas bermakna kegiatan masyarakat di bidang pangan dan sandang.
Jumlah butir padi 17 dan kapas 8, dihubungkan dgn Kembang Wijayakusuma yg berkelopak 4 dan berdaun bunga 5, menunjukkan betapa keramatnya Proklamasi Tujuhbelas Delapan Empatlima.
Ikan Hiu;
Ikan Hiu melambangkan Cilacap berada di daerah pantai laut selatan, penghasil ikan, dan sebagian dari masyarakatnya adalah nelayan.
Warna Lambang Daerah dan maknanya
Warna Merah Hati :
keberanian, keuletan, kewaspadaan serta melambangkan perjuangan yg gagah berani
Warna Kuning Emas :
keluhuran didalam mengemban tugas
Warna Putih :
kesucian jiwa
Warna Hitam :
ketenangan dan ketabahan
Warna Hijau :
kesuburan dan kemakmuran
Warna Biru Laut / Biru Tua :
Cilacap terletak di pantai selatan, Samudera Indonesia
Seluruh warna menggambarkan kepribadian masyarakat Daerah.
MOTTO :
JALA BHUMI WIJAYAKUSUMA CAKTI
JALA : Air, Lautan
BHUMI : Tanah, Daratan
WIJAYAKUSUMA : Bunga Kejayaan
CAKTI : Ilmu Tertinggi
Artinya adalah :
"Kemampuan membudidayakan bumi, laut, air untk kemakmuran"
Geografi Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah. Luas wilayahnya sekitar 6,6% dari total wilayah Jawa Tengah. Begitu luasnya sehingga kabupaten ni memiliki dua kode telepon yaitu 0282 dan 0280.
Bagian utara adalah daerah perbukitan yg merupakan lanjutan dari Rangkaian Bogor di Jawa Barat, dgn puncaknya Gunung Pojoktiga (1.347meter), sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah. Kawasan hutan menutupi lahan Kabupaten Cilacap bagian utara, timur, dan selatan.
Di sebelah selatan terdapat Nusa Kambangan, yg memiliki Cagar Alam Nusakambangan. Bagian barat daya terdapat sebuah inlet yg dikenal dgn Segara Anakan. Ibukota kabupaten Cilacap berada di tepi pantai Samudra Hindia, dan wilayahnya jg meliputi bagian timur Pulau Nusa Kambangan.
Kenyataan bahwa sebagian penduduk Kabupaten Cilacap bertutur dlm bahasa Sunda, terutama di kecamatan-kecamatan yg berbatasan dgn Jawa Barat, seperti Dayeuhluhur, Wanareja, Kedungreja, Patimuan, Majenang, Cimanggu, dan Karangpucung, menunjukan bahwa pd masa lalu wilayah barat daerah ni adalah bagian dari wilayah Sunda. Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yg mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pd awal abad ke-16), yg saat ni disimpan pd Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah sungai Cipamali (yang saat ni sering disebut sebagai kali Brebes) dan sungai Ciserayu (yang saat ni disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten ni berbatasan dgn Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas di utara, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Kebumen di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar (Jawa Barat) di sebelah Barat.
Berbatasan langsung dgn Provinsi Jawa Barat, Cilacap merupakan daerah pertemuan Budaya Jawa (Banyumasan) dgn Budaya Sunda (Priangan Timur).
Nusa Kambangan, sebuah pulau yg tertutup terdapat lembaga pemasyarakatan Kelas I, terdapat di kabupaten ini.
Pulau ni sering jg disebut sebagai AL Catraz-nya Indonesia.
Ada beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I yg masih aktif antara lain: LP Permisan, LP Kembang Kuning, LPBatu, dan LP Besi.
1. Zaman Kerajaan Jawa
Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dgn Kerajaan Surakarta.
Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dlm wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yg wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam banten dan Cirebon jatuh pd tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap disebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dgn Kerajaan Mataram Islam yg didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yg semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram .
Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yg berada di wilayah Kerajaan Cirebon.
Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yg berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen.
Nama-nama yg dilalui dlm daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dgn besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yg lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pe,abuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yg akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ni akan berkedudukan di Cilacap".
Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dgn Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu : afdeling Cilacap dgn ibu kota Cilacap, yg menjadi tempat kedudukan kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga / Onder Regent.
Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dgn Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.
Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yg sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dgn Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.
Adapun batas Distrik Adiraja yg bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut :
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng.
Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat).
dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut.
Dari sana kearah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu.
dari batas-batas Distrik Adiraja dpt diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pd eks. Kawedanan Kroya , karena waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yg dibentuk dari sub bagian Distrik Adiraja dan sebagai Distrik Banyumas.
Sehingga luas kawasan Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.
Pada masa residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pd tanggal 3 Oktober 1855 yg ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dlm Kabinet Sreserpt pd tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yg keduanya memerlukan persetujuan Raja Belanda,setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dgn besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).
Daftar KEcamatan di CILACAP :
1. Adipala
2. Bantarsari
3. Binangun
4. Cilacap Selatan
5. Cilacap Tengah
6. Cilacap Utara
7. Cimanggu
8. Cipari
9. Dayeuhluhur
10. Gandrung Mangu
11. Jeruklegi
12. Kampung Laut
13. Karang Pucung
14. Kawunganten
15. Kedungreja
16. Kesugihan
17. Kroya
18. Majenang
19. Maos
20. Nusawungu
21. Patimuan
22. SAmpang
23. Sidareja
24. Wanareja
VISI DAN MISI
VISI
Visi Pemerintah Kabupaten Cilacap sesuai RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Cilacap Tahun 2008-2012 adalah
"Terciptanya Pemerintahan yg Tangguh, Terpercaya dan Mandiri Guna Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat"
MISI
Untuk mewujudkan visi Kabupaten Cilacap ditetapkan misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pemerintahan daerah secara efisien dan efektif dgn mensinergikan upaya-upaya bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat (Good Governance).
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik sumberdaya aparatur maupun sumberdaya masyarakat secara luas sebagai modal dasar bagi pelaksanaan otonomi daerah.
3. Memberikan pelayanan prima dlm rangka menumbuhkan iklim investasi yg sehat.
4. Penguatan struktur perekonomian daerah melalui penguatan potensi ekonomi lokal.
5. Meningkatkan pembangunan / penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur ekonomi, perdagangan, pendidikan dan kesehatan untk mencapai derajat manusia yg bermartabat.
6. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah dgn mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah melalui kebijakan yg berpihak pd masyarakat.
LAMBANG DAERAH
Bentuk dan Wujud Lambang Daerah
Bintang Segi Lima;
Melambangkan keluhuran cita-cita masyarakat Daerah yg berkepribadian Pancasila.
Tugu Pahlawan dgn lidah api diatas gelombang Laut Selatan;
Tugu Pahlawan melambangkan perjuangan heroik masyarakat Daerah dimasa Revolusi 1945.
Lidah api menunjukkan hitungan 5, berarti perjuangan yg berdasarkan Pancasila.
Gelombang Laut Selatan dgn lekuk gelombang berjumlah 4 dihubungkan dgn lidah api (5) berarti bahwa perjuangan yg berkobar-kobar sejak Revolusi 45 berdasarkan UUD 45 dan jiwa juang 45.
Kembang Wijayakusuma;
Merupakan lambang Wahyu Negara pd saat masih berbentuk kerajaan.
Wijayakusuma menjadi nama pengenal khas dan merupakan lambang hidup daerah.
Kembang ni hanya ada dan tumbuh di Cilacap saja (bunga gaib).
Padi dan Kapas;
Melambangkan keluhuran cita-cita masyarakat Daerah mewujudkan masyarakat adil dan makmur dlm mengemban Amanat Penderitaan Rakyat.
Padi dan Kapas bermakna kegiatan masyarakat di bidang pangan dan sandang.
Jumlah butir padi 17 dan kapas 8, dihubungkan dgn Kembang Wijayakusuma yg berkelopak 4 dan berdaun bunga 5, menunjukkan betapa keramatnya Proklamasi Tujuhbelas Delapan Empatlima.
Ikan Hiu;
Ikan Hiu melambangkan Cilacap berada di daerah pantai laut selatan, penghasil ikan, dan sebagian dari masyarakatnya adalah nelayan.
Warna Lambang Daerah dan maknanya
Warna Merah Hati :
keberanian, keuletan, kewaspadaan serta melambangkan perjuangan yg gagah berani
Warna Kuning Emas :
keluhuran didalam mengemban tugas
Warna Putih :
kesucian jiwa
Warna Hitam :
ketenangan dan ketabahan
Warna Hijau :
kesuburan dan kemakmuran
Warna Biru Laut / Biru Tua :
Cilacap terletak di pantai selatan, Samudera Indonesia
Seluruh warna menggambarkan kepribadian masyarakat Daerah.
MOTTO :
JALA BHUMI WIJAYAKUSUMA CAKTI
JALA : Air, Lautan
BHUMI : Tanah, Daratan
WIJAYAKUSUMA : Bunga Kejayaan
CAKTI : Ilmu Tertinggi
Artinya adalah :
"Kemampuan membudidayakan bumi, laut, air untk kemakmuran"
Geografi Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah. Luas wilayahnya sekitar 6,6% dari total wilayah Jawa Tengah. Begitu luasnya sehingga kabupaten ni memiliki dua kode telepon yaitu 0282 dan 0280.
Bagian utara adalah daerah perbukitan yg merupakan lanjutan dari Rangkaian Bogor di Jawa Barat, dgn puncaknya Gunung Pojoktiga (1.347meter), sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah. Kawasan hutan menutupi lahan Kabupaten Cilacap bagian utara, timur, dan selatan.
Di sebelah selatan terdapat Nusa Kambangan, yg memiliki Cagar Alam Nusakambangan. Bagian barat daya terdapat sebuah inlet yg dikenal dgn Segara Anakan. Ibukota kabupaten Cilacap berada di tepi pantai Samudra Hindia, dan wilayahnya jg meliputi bagian timur Pulau Nusa Kambangan.
Kenyataan bahwa sebagian penduduk Kabupaten Cilacap bertutur dlm bahasa Sunda, terutama di kecamatan-kecamatan yg berbatasan dgn Jawa Barat, seperti Dayeuhluhur, Wanareja, Kedungreja, Patimuan, Majenang, Cimanggu, dan Karangpucung, menunjukan bahwa pd masa lalu wilayah barat daerah ni adalah bagian dari wilayah Sunda. Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yg mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pd awal abad ke-16), yg saat ni disimpan pd Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah sungai Cipamali (yang saat ni sering disebut sebagai kali Brebes) dan sungai Ciserayu (yang saat ni disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
source : http://google.com, http://sraksruk.blogspot.com, http://okezone.com
No comments:
Post a Comment